Indra Cipta
Lokatama, sebuah nama yang berarti “Dewa Indra Sang Pencipta Alam Utama”
terukir jelas di kartu mahasiswa. Seorang pemuda beragama Kristen bernama Hindu
ini masih sibuk mengumpulkan nyawanya yang tercerai berai di sudut kamar.
Kantuk adalah salah satu hal yang tidak bisa dia sembunyikan meskipun ketika
bangun dia akan mondar-mandir macam setrika Mama.
“Sarapan udah Mama
siapin Ndra,” sapa Mama, “kamu kuliah jam berapa?”
Kutatap wajah Mama
dengan mata seperempat terbuka, “Aku masih liburan.”
Kehidupanku sebagai
mahasiswa cukup menyenangkan. Kuliah di Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan
mengambil jurusan International Industrial Engineering Program membuatku
terkenal bahkan diantara temanku semasa SMA. 31 Juli 2015 saat kulihat kalender
yang disobek adikku. Hari Jumat ini adalah hari yang akan mengubah hatiku cukup
lama. Namun, untuk sekarang kita lewati dulu. Aku mau mandi.
Aku mau pergi
membayar mengurus SPP kuliahku pagi ini. Sekalian cari WiFi gratis juga di
kampus. Cukup menyenangkan bisa kuliah di kampus tercinta ini. Kampus Atma Jaya
sangat hijau menurutku. Coba bayangkan, halaman parkir mobil di kampus kami
beratapkan daun pohon yang menjulang setinggi 4 lantai. Sangat hijau. Sebagai
mahasiswa dengan tingkat ekonomi menengah kebawah membuatku menjadi orang yang
tidak mengenal fashion. Celana berbahan jeans, baju polo biru awan favoritku
yang kubeli di Matahari, dan sepatu tennis putihku yang berusia 7 tahun adalah
teman setiaku melewati kebosananku di kampus. Seorang gadis berparas cantik
membuatku tertuju kepada kakinya. “Wow! Sepatu merk Nike yang keren”, pikirku,
Munafik sekali
kalau kubilang aku tidak ingin punya baju berkelas dan sepatu mahal bermerk
internasional seperti itu. “Kepingin juga kali!”, teriak hatiku dalam hati.
Kulirik sepatu tennis putih sahabat lamaku itu, “Maaf kawan, aku khilaf.....”
Sejujurnya aku ini
orang yang “Happy-Go-Lucky”. Aku tidak terbiasa menggunakan baju mahalku ke
kampus karena alasan biar awet. Jadi, hidup apa adanya dan selera fashion “Bodo
Amat” sudah berakar di diriku. Jadi, jika kalian melihat seorang pemuda
berkulit cerah dengan baju seadanya dengan muka datar biasa saja, kalian akan
mengerti siapa dia. Aku.
Untuk ukuran orang
keturunan Chinese di kampus, mungkin aku masuk di golongan anak cupu. Selain ga
pernah pergi ke tempat mahal, aku tidak pernah berurusan dengan rokok dan
alkohol.
Temanku berkata,
“Payah loe, Ndra! Ga ngerokok, ga minum, mana kejantanan loe sebagai laki?”
Photos by: Rosita C. Yasin |
Kupikir inilah
manusia. Tidakkah mereka tahu bahwa “kejantanan” kalian akan terancam punah
bila memakai barang-barang high-class itu? Hahahaha, aku senang mendengar
mereka mengobral kejantanan mereka. By the way busway, aku lupa harus ke gereja
sore ini
Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir memulai kelas Institut Keagamaan sore
ini. Aku tergolong jemaat baru di Lingkungan Yogyakarta jadi aku belum begitu
mengenal anggota di sini. Kulihat 3 orang pemuda dan 2 orang gadis duduk di
ruang kelas mengobrol. Kuintip sejenak kelas itu, takut salah ruangan. Dan
bagai kambing yang ga tau malu, aku langsung mengambil kursi dan duduk bersama
mereka.
“Salam kenal, aku
Indra.”
Gadis muda berkulit
cerah, bertubuh langsing, yang memakai kacamata dan kaos merah itu menyapaku
kembali, “Aku Bella, kamu anak mana?”
Hai kawan, kurasa
aku jatuh cinta??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar