Voice of The World

Voice of The World
"Merengkuh langit dan memeluk awan memang mustahil. Namun mimpi adalah hak setiap anak di muka bumi."

Senin, 17 Agustus 2015

Hujan

Sebagai seorang anak kecil, siapa yang tidak menyukai hujan? Bisa kubilang bahwa aku dilahirkan untuk fenomena alam yang satu ini. Diperanakkan di sebuah desa terpencil di pelosok Jawa Timur membesarkanku menjadi “hijau”. Dulu sekali, kalian bisa melihat anak berkulit putih berlarian di pinggir sawah becek bernaungan nyiur hijau. Dia tertawa menikmati kehijauan di sekitarnya. Kadang dia berlari di sekitar rumpun bambu hijau dan mengganggu sapi mengunyah rumput. Ya, anak ini nakal sekali. Lihatlah betapa lihainya dia mencuri kelapa muda dan rambutan tetangga. Tataplah mata bersinar anak berkulit putih ini ketika berlari memeluk kakek-nenek renta berkulit gelap itu.
Kompleks Candi Sewu - Prambanan
Indra kecil terbiasa bermain di sungai belakang rumah. Alirannya yang jernih dari Gunung Kelud tidak mungkin membuat anak kecil berusia 5 tahun tidak ingin bermain di dalamnya. Tengok keisengan mereka mencari yuyu dan ikan cupang. Dengar pula teriakan mereka saat melihat ular pohon hijau merayap di rumpun bambu. Masa kecilku kuhabiskan dengan teman-teman berkulit cokelat. Ada yang laki, ada yang gadis. Mereka bermain dengan Indra kecil, tanpa peduli warna kulitnya yang bersinar bagai kilat di bawah sinar rembulan.
Desa kecil ini sangat terpencil. Bisa kubilang di pinggiran kota. Orangnya yang ramah kadang membuatku kangen dunia sempit ini. Setahun sekali, setiap libur lebaran aku selalu berada di tempat ini. Dibesarkan di Jakarta membuatku yang anak singkong ini kangen kampung halamannya. Hujan adalah salah satu hal yang paling ia rindukan. Hujan di desa kecilku ini sangat menyenangkan. Airnya bersih tak berdebu. Segar, dingin, dan dapat diminum. Aku yang punya alergi dingin bahkan tak peduli ketika harus sakit setelah bermain hujan. Jelas benar dibenakku ketika Mama marah-marah ketika aku demam. Masa kecil tidak datang dua kali. Yah, sayang sekali aku baru sadar.
Kegilaanku yang gemar bermain di sawah sangat dikenal tetanggaku. Bila kedapatan mencuri jagung muda atau singkong, mungkin malah bisa diberi sekantung. Jika aku kedapatan mencuri telur, mungkin malah diajarkan cara memasaknya dengan abu panas. Ya kawan, kegilaan mudaku ini terjadi ketika masa-masa dimana sepeda onthel merajalela disaat wanita muda menanak nasi dengan kayu bakar. Sebuah zaman ketika kau masih menemukan gerobak padi yang ditarik oleh sapi di jalan berdebu tanpa aspal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar