“Ice Cream” sebuah makanan manis yang sangat digandrungi
jutaan orang dari segala usia. Adalah suatu kali aku membaca dari buku novel
Jepang, dimana kata ini menjadi lelucon yang menyakitkan. Sesuatu yang
terbilang manis dan membahagiakan memiliki makna tersirat di dalamnya. Apalah
hal itu?
Ice Cream - I Scream |
Indra kecil
sangatlah penyendiri. Ia anak yang bawel, periang, keras kepala, dan mau
menang sendiri. Dalam beberapa hal,
lidahnya yang tajam bahkan dapat membuat burung menangis. Sebagai pelajar di
sekolah usang itu, ia dijauhi oleh temannya. Banyak hal yang membuatnya
mendapat puluhan mata yang tajam. Hatinya sekeras batu hingga ia tidak peduli
dengan manusia di sekitarnya.
“Jika orang bodoh
memiliki otak di dengkul, maka otak kalian ada di telapak kaki,” jawabku pada
setiap mata tajam itu. “Kalian menatap nanar saat kalian tidak menyadari
kebodohan kalian sendiri”.
“Apa maksudmu? Kau
mengatakan kami orang tak berotak?”, sahut seniorku.
“Ya, hanya manusia
berotak kera yang mengandalkan tubuh besarnya. Hanya manusia berotak monyet yang
mengancam adik kelasnya.”
Sebagai korban school
bullying, aku sudah tahan banting dengan ancaman manusia. Jika kuingat
kembali, kakak kelasku di SMA sangat mudah ditipu. Ya, bahkan dengan muslihat
sekecil apapun. Dapat kukatakan bahwa aku hidup diantara belalang sembah yang
siap menerkam bahkan pasangannya sendiri. Aku berkaca kembali pada lingkungan
tempatku tumbuh. Aku hidup di tanah gersang yang kekurangan air meskipun angin
kencang selalu menyelimuti diantara terik matahari.
Okelah kalau secara
ekonomi aku kalah dari banyak orang di sekolah bobrok moral itu. Namun dalam
hal filsafat dan sastra, kupikir aku jauh melampaui mereka. Manusia menjadi
dewasa oleh asahan pisau kebohongan dan nista, sedangkan mereka yang diasah
dengan minyak jelantah selalu ditutupi jelaga dusta. Sebuah ironi dimana aku
menemukan bahwa manusia hidup diatas ego manusia lain. Lihatlah mereka yang
dengan otak tumpulnya berkata bisa membeli sekolah padahal usaha saja masih
tersendat. Mulut manis memang mengandung kebohongan, karena itulah aku memiliki
lidah bagaikan pedang, yang penuh keterus-terangan dan tanpa muslihat.
“Ice Cream”, sebuah
nama yang manis saat kubaca, namun kau tahu apa yang kudengar? “I Scream”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar