Keajaiban itu sederhana, mereka dekat di mata, dan dekat di hati. Aku sedang dilanda bencana dalam kisah kasih. Aku baru sadar bahwa diriku memiliki seorang kekasih. Aku merupakan seorang muda yang gila dan penuh mimpi. Di dalam kantung, kusembunyikan tangan yang menoreh kisah diantara awan langit ketujuh. Cinta memang gila, dia membuat semua yang mengenalnya terlena. Namun kawan, mungkin aku menerima vaksin cinta. Aku memiliki kesulitan untuk mengerti siapa cinta.
Kekasih dalam hidupku tersembunyi dibalik layar smartphone. Aku tidak pernah menatap kedua bola matanya. Dengan dua kelereng berwarna cokelat, aku melirik setiap tulisan dan kisah yang kami buat. Bagai sebuah drama, kami adalah pemain utamanya. Semuanya sederhana. Ya, sederhana karena kubiarkan Tuhan sebagai penulis cerita, dan waktu sebagai sutradaranya. Indra yang jatuh cinta tidak lebih dari sebuah jiwa yang kesepian. Kupikir bahwa Indra mengkin terlalu nyaman dalam hidupnya yang acuh akan wanita. Ah! Aku tidak mengerti cinta.
Hidup yang selama ini kutapaki tidak lebih dari masa berwarna kelabu. Ia bersemayam diantara pahit manis kehidupan. Aku berkata kepadanya kawan, "Indra, dengan siapa engkau jatuh cinta?". Kau tahu apa yang kudapat? Keheningan. Aku berpikir bahwa kawan kecilku itu sedang terbuai mimpi yang begitu manis. Aku tidak tahu. Hanya saja, Indra yang dapat jatuh cinta dapat kukategorikan sebagai mujizat. Ya, begitu ajaib bahkan hingga aku tidak dapat melukiskannya. Indra adalah pribadi yang acuh. Ia menyukai keheningan dan kesendiriannya. Ia tidak suka keramaian yang mengganggunya. Ia adalah seekor singa yang tenang. Lalu aku berkata dalam diriku, "Apa maksud keajaiban ini?".
Indra berkata kepadaku, "Keajaiban itu sederhana. Mereka tidak lekang oleh waktu, tidak dapat engkau raih. Keajaiban datang saat dia menginginkannya. Keajaiban itu sederhana, ia datang diwaktu yang tepat. Disaat engkau memiliki pengharapan akan dirinya". Aku tertegun. Siapakah gerangan jiwa muda yang mengacaukan ketenangan kepala sobat karibku itu?
Keajaiban dalam hidupku berwarna bagai pelangi. Setiap warnanya memberikan corak yang berbeda. Namun cinta adalah satu yang sederhana. Ia berwarna sama dengan corak yang mudah dikenali. Keajaiban adalah sesuatu yang sederhana. Ia membuatku melupakan warna lainnya. Gadis muda dalam benakku memiliki warna yang sama. Ia begitu sederhana. Bagai seorang bayi yang baru belajar berjalan, ia terjauh sejenak lalu bangkit untuk mengepakkan sayap. Aku begitu mengaguminya. Entah mengapa dia begitu sederhana. Aku tidak tahu mengapa. Namun adalah hal yang pasti mengapa. Karena aku sedang dimabuk cinta.
Cinta itu sederhana. Ia datang di saat engkau membutuhkannya. Keajaiban kecilku begitu sederhana. Ia berdiam di sana hingga masa aku datang menjemputnya. Keajaiban itu sederhana. Ia berdiam dibalik awan, diatas langit ketujuh. Ternyata kawan, aku mengenal cinta. Ajaibnya kawan, aku mulai mengerti siapa cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar