Kalau hidup memang menyenangkan, menurut kalian apa buktinya? Aku berkata kepada diri kecilku, "Saat kau masih bernapas, saat itu pula hidupmu masih menyenangkan, kawan". Masa mudaku yang kulalui dengan banyak cerita tentu membuat siapapun tidak percaya. Di balik cermin yang terdapat di sudut kamar, hati kecilku ibarat terkumpul di sana. Kisah duniawi memang terdapat di kolong langit, tapi kehidupan sejati berada di balik awan.
Langit seakan-akan mengejek keberadaanku. 15 tahun lalu, langit terlihat begitu luas. 5 tahun pertama kehidupanku terasa cepat berlalu. Segar di pelupuk mata bahwa angin berhembus kencang diantara ilalang, dan Indra kecil menangis karena terjatuh dari sepeda. Aku senang kehidupanku. Indra masih berumur 5 tahun di zaman dimana engkau dapat menemukan kebun tebu di kompleks perumahan. Masa dimana bintang bertebaran di langit bak kembang api abadi. Hidupku memang berwarna pelangi. Ya kawanku, kehidupanmu, kehidupanku, semuanya berwarna. sangat berwarna hingga kau tidak dapat meliha perbedaan diantara warna itu. Semua warna itu menyatu menyusun pelangi berkilau diantara sinar mentari saat hujan reda.
Roti Pertamaku |
Cermin lebih kusukai dibanding foto. Jika foto menangkap suatu momen yang menurutmu membahagiakan, maka cermin akan menunjukkan buah daari segala yang engkau lakukan semasa hidup. Ada hal yang selalu kukatakan setiap aku bercermin. "Halo Indra, apa kabarmu?", itulah yang patut kukatakan saat aku menyambut diriku dan masa laluku di masa sekarang. Aku jatuh cinta terhadap cermin. Ia membuatku sadar bahwa meskipun langit diatas kepalaku mungkin terlihat berbeda, langit tetaplah langit. Ya kawan, langit itu masih sama dengan langit yang dahulu tersenyum dan membesarkan diriku dalam pelukan kasih. Aku dibesarkan Tuhan dengan penuh keajaiban. Kawanku yang budiman, apakah langitmu redup bagimu? Apakah mereka mendung saat ini? Kawanku, percayalah kalau diatas langit masih ada langit. Bahkan ada masanya dimana langit akan memberikanmu kado istimewa. Tahukah engkau sahabat karibku, bahwa langit yang kau pandang memberimu mimpi. Sadarkah engkau jika bumi yang kaupijak ini saksi langkah napasmu?
Percayakah engkau dengan cermin kawan? Apakah engkau tahu kalau cermin tidak bisa berbohong di dunia nyata? Aku bercermin sekali lagi dan kulihat Indra di sana. Apakah engkau sehat di sana? Akan jadi apa engkau nanti? Penuh pertanyaan namun hanya satu jawaban. Indra tetaplah Indra, Aku adalah Aku. Jika aku adalah Indra, maka nyata sudah bahwa aku masih hidup dan terus melangkah. Jalan mungkin gelap gulita, namun kupikir, menyadari bahwa diriku nyata sudah cukup bagiku. Indra adalah aku, seorang anak langit yang dibesarkan bumi. Kemana aku melangkah tidaklah penting. Tujuan selalu buram, begitu tidak nyata dan nyata secara bersamaan. Hidup memang penuh misteri. Namun percayalah kawan, kalau setiap hari yang kau lalui adalah mimpi yang menjadi nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar