Voice of The World

Voice of The World
"Merengkuh langit dan memeluk awan memang mustahil. Namun mimpi adalah hak setiap anak di muka bumi."

Rabu, 29 Juni 2016

Southern Fist : Nan Quan ( 南拳 )

Nan Quan ( 南拳 ) refers to those Chinese martial arts that originated south of the Yangtze River of China. Popular Nan Quan schools, such as Hung Ga, Wing Chun, and Choi Lei Fut have spread around the globe. These schools are known mainly from movies like Ip Man. These schools are referred as traditional Nán Pài (Southern School). Contemporary wushu Nan Quan is a bit different. As a Nan Quan practitioner, I want to share a bit about my views regarding to this style of Wushu.

History

The contemporary Wushu Nan Quan event is a modern style created in 1960 derived from martial arts derived in the Chinese provinces south of the Yangtze River and predominantly those styles popular in Guang Dong, Guang Xi, Fu Jian and Zhe Jiang. The basis of contemporary Nán Quán hail primarily from traditional Cantonese family styles of Hung, Choi, Lei, Law, and Mok family. Looking at first sight, you will recognized that the main basis is actually Hung Ga. 

Contemporary Wushu Nan Quan 

Contemporary Wushu Nan Quan features vigorous, athletic movements with very stable, low stances, extensive hand techniques and a vocal articulation called Fa Sheng ("release shout") which is believed that the shout will represents the spirit and power of the practitioner. Power is driven from sharp waist movement with special emphasis on fast stance transition to generate power and speed in the arms. Signature hand techniques of Nan Quan are the consecutive downward strikes of the left and right fist called Gua Gai Quan ( 挂盖拳), and consecutive upper cut while driving forward called Pao Quan ( 抛拳 ). There are relatively few kicks in Nanquan although the Tengkong Pantui Cepu ( 腾空盘腿度侧扑; "flying cross legs kick and land on the side") and Li Yu Da Ting (鲤鱼打挺直立; carp skip-up) are very common in advanced Nan Quan routines.

In 2003, the International Wushu Federation (IWUF) changed the rules of contemporary Nan Quan to make jumping techniques (难度) mandatory in Nan Quan routines. Jump kicks spinning in mid-air between 360 and 720 degrees before touching the ground are now used in all Nan Quan forms along with Stationary Back Flip (原地后空翻) and Single Step Back Tuck (单跳后空翻) for advanced competitors.

Compulsory Wushu Nan Quan takes its movements mainly from Hung Ga and Choi Li Fut. The beginner routine form features "Gong Zi Fu Hu Quan" ( Taming The Tiger Fist ) of Hung Ga. The intermediate routine form features movements taken from "Hu He Shuang Xing Quan" ( Tiger Crane Paired Form ) of Hung Ga with additional kicks taken from Mok Ga. The advance routine form is dominantly taken by Choi Li Fut as it features high kicks which was usually seen in Chang Quan. The advance form is really unique because it trains kicking more than the first two forms. Sometimes the advanced-level practitioner will add movements taken from Wu Zu Quan (5 Ancestors) and Nan Long Quan (Southern Dragon Fist).



Nan Quan also has its own contemporary weapons - the Southern Broadsword (Nan Dao; 南刀) and Southern Staff (Nan Gun; 南棍), which were included in the International Wushu competition in 1999. Nan Dao is a modern-shaped Broadsword which taken its design from Wing Chun's Butterfly Sword. It is used by using two hands for generating more power, but almost of the movements in the routine features one handed usage for speed and comfy. The usage of Nan Dao resembles the movements of Wing Chun practitioner with strong hands of Hung Ga, therefore, unique in many circumstances. Nan Gun is the southern way of using a staff. The differences from Gun Shu routine of Chang Quan is the placement of hand when using the staff. Gun Shu practitioner hold the staff using right hand, whereas Nan Gun will use the opposite; right hand.






Jumat, 24 Juni 2016

Di Dalam Cermin

Kalau hidup memang menyenangkan, menurut kalian apa buktinya? Aku berkata kepada diri kecilku, "Saat kau masih bernapas, saat itu pula hidupmu masih menyenangkan, kawan". Masa mudaku yang kulalui dengan banyak cerita tentu membuat siapapun tidak percaya. Di balik cermin yang terdapat di sudut kamar, hati kecilku ibarat terkumpul di sana. Kisah duniawi memang terdapat di kolong langit, tapi kehidupan sejati berada di balik awan.

Langit seakan-akan mengejek keberadaanku. 15 tahun lalu, langit terlihat begitu luas. 5 tahun pertama kehidupanku terasa cepat berlalu. Segar di pelupuk mata bahwa angin berhembus kencang diantara ilalang, dan Indra kecil menangis karena terjatuh dari sepeda. Aku senang kehidupanku. Indra masih berumur 5 tahun di zaman dimana engkau dapat menemukan kebun tebu di kompleks perumahan. Masa dimana bintang bertebaran di langit bak kembang api abadi. Hidupku memang berwarna pelangi. Ya kawanku, kehidupanmu, kehidupanku, semuanya berwarna. sangat berwarna hingga kau tidak dapat meliha perbedaan diantara warna itu. Semua warna itu menyatu menyusun pelangi berkilau diantara sinar mentari saat hujan reda.

Roti Pertamaku
Cermin lebih kusukai dibanding foto. Jika foto menangkap suatu momen yang menurutmu membahagiakan, maka cermin akan menunjukkan buah daari segala yang engkau lakukan semasa hidup. Ada hal yang selalu kukatakan setiap aku bercermin. "Halo Indra, apa kabarmu?", itulah yang patut kukatakan saat aku menyambut diriku dan masa laluku di masa sekarang. Aku jatuh cinta terhadap cermin. Ia membuatku sadar bahwa meskipun langit diatas kepalaku mungkin terlihat berbeda, langit tetaplah langit. Ya kawan, langit itu masih sama dengan langit yang dahulu tersenyum dan membesarkan diriku dalam pelukan kasih. Aku dibesarkan Tuhan dengan penuh keajaiban. Kawanku yang budiman, apakah langitmu redup bagimu? Apakah mereka mendung saat ini? Kawanku, percayalah kalau diatas langit masih ada langit. Bahkan ada masanya dimana langit akan memberikanmu kado istimewa. Tahukah engkau sahabat karibku, bahwa langit yang kau pandang memberimu mimpi. Sadarkah engkau jika bumi yang kaupijak ini saksi langkah napasmu? 

Percayakah engkau dengan cermin kawan? Apakah engkau tahu kalau cermin tidak bisa berbohong di dunia nyata? Aku bercermin sekali lagi dan kulihat Indra di sana. Apakah engkau sehat di sana? Akan jadi apa engkau nanti? Penuh pertanyaan namun hanya satu jawaban. Indra tetaplah Indra, Aku adalah Aku. Jika aku adalah Indra, maka nyata sudah bahwa aku masih hidup dan terus melangkah. Jalan mungkin gelap gulita, namun kupikir, menyadari bahwa diriku nyata sudah cukup bagiku. Indra adalah aku, seorang anak langit yang dibesarkan bumi. Kemana aku melangkah tidaklah penting. Tujuan selalu buram, begitu tidak nyata dan nyata secara bersamaan. Hidup memang penuh misteri. Namun percayalah kawan, kalau setiap hari yang kau lalui adalah mimpi yang menjadi nyata.

Jumat, 10 Juni 2016

Cinta Batu Safir

Mimpi, sebuah benda tidak terlihat, namun dapat engkau percayai. Hidup memang indah kawan, tergantung dari sisi mana engkau menyanjungnya. Aku senang bermimpi, dan mimpilah yang membentuk diriku menjadi jiwa muda yang penuh kegilaan. Seorang gadis muda pernah mengejekku, "Hanya orang gila yang mencintai diriku ini". Gadis batu Safir, begitu aku menyebutnya. 

Adakalanya seorang gadis terlihat cantik bila ia berada di balik tirai. Aku mengalami mimpi buruk. Aku tidak pernah melihat gadis ini secara nyata. Ia begitu samar dalam balutan kain berwarna langit. Aku jatuh cinta seketika padanya. Ia begitu biru, sehingga ia tertelan diantara awan yang berarak di atas kepalaku. Kadang cinta memanglah sesuatu yang menunggu untuk ditemukan. Di balik awan muungkin? Aku kurang mengerti, tapi jelasnya, di kolong langit aku menemukan seorang gadis berbalut biru. Ia begitu biru sehingga batu safir adalah sebutan yang baik gadis muda itu.

Rambutnya bergejolak bagai gelombang di Pantai Selatan namun matanya yang cokelat itu melirik malu. Namun ia begitu biru, sangat biru bahwa ketika hujan menderu, engkau dapat merasakan kesedihan langit di angkasa luas. Ia terlihat begitu sendiri dan terkunci, namun inilah diriku yang melihatnya dari balik kaca hanya melihat senyum kecil itu berada di samping pipi mungilnya. Gadis Batu Safir memang pribadi yang menarik. Segala sesuatu tampak cerah disisinya, namun semuanya redup ketika merasuk ke dalam kalbu. Aku selalu ingin memiliki sepasang sayap. Aku ingin terbang dalam kebiruannya di balik angkasa.

Aku sedang jatuh cinta, dan mungkin memang jatuh cinta. Segalanya tampak biru dan baik. Gadis Batu Safir menghampiriku. Ia mengelus pipiku dengan tangan selembut awan namun sedingin salju. Ia tersenyum, lalu menghilang di dalam tiupan angin. Mungkin segalanya tampak seperti mimpi. Namun kawan, bahkan kau dapat menemukan kenyataan dalam ilusi. Gadis Batu Safir mungkin tampak rancu di hadapan kalian. Ia nyata, dan aku memberitahu engkau bahwa langit adalah saksi bisu akan keberadaannya.

Buku Sejarah dan Dongeng Politik

Hidup memang berwarna, seperti yang sempat kuberitahukan kawan; Indra membenci politik. Terkadang awan bergerak dengan riang bagai anak kecil yang berlarian di pematang sawah. Aku melihat dunia ini begitu dinamis. Mereka berputar dan mengembara sampai tersesat dan tidak tahu harus kemana. Zamrud Khatulistiwa, begitu sekitar menyebutnya. Aku hidup di atas tanah hijau yang subur karena jutaan darah yang tertumpah. Ah! Sangat menyebalkan. Jika manusia dapat hidup di atas penderitaan, maka aku merupakan salah satunya.

John F. Kennedy sempat berkata, " Jika politik itu kotor, puisi akan membersihkannya. Jika politik bengkok, sastra akan meluruskannya". Aku benci untuk mengakui kebenaran tersebut. Media massa sesungguhnya merupakan pekerjaan yang kotor. Dibalik ketenaran yang kita lihat di balik layar persegi panjang, banyak drama dan perang yang dipoles menjadi sebuah kisah. Aku berkaca, aku ini siapa. Aku hanyalah anak lelaki biasa. Berumur 19 tahun, mahasiswa teknik pula. Apalah dayaku yang hanya bisa menulis tanpa arah mengenai rancunya kehidupan yang kujalani. Apa menurutmu tulisan tangan dapat mengubah dunia di zaman sekarang? Untuk sesaat, jantungku berhenti berdetak.

Bumi berputar demikian cepatnya. Demikian cepatnya hingga aku melewatkan sejarah yang kini banyak dilupakan. Bagi mereka yang tidak pernah melihat sejarah, aku hanya dapat bersedih menyaksikan. Aku hidup diselimuti kebohongan. Ya, politik ini sudah mendarah daging dalam masyarakat sehingga segala sesuatunya disembunyikan. G.K. Chesterton menulis dalam dongengnya bahwa, "Jika seseorang memimpin dengan misteri, maka misteri tersebut adalah sebuah kedurjanaan". Aku hanya merenung. Misteri adalah sesuatu yang sangat tidak pasti dan akan menyebabkan spekulasi. Ia begitu dalam dan rentan sehingga disebut-sebut sebagai penipu ulung. Aku menatap diriku kembali dan aku menuntut kesejatian diri.

Buku sejarah telah mengalami banyak pengubahan yang dalam kesenyapannya membius dan meracuni Indra kecil. Aku membaca begitu banyak sehingga aku lelah untuk memutuskan siapa penerbit sejarah. Sejarah yang diceritakan oleh buku seringkali mengandung metafora yang beracun sehingga siapapun yang membacanya akan sakit dan lemas. Aku kembali ke perpustakaan yang sama pagi ini, dan aku melihat sebongkah kebohongan di depan mataku. Buku sejarah bangsaku dari masa Orde Baru. Entah mengapa, aku menjadi mual. Aku ingin muntah. Ya kawan, memuntahkan segala kesesakan di dadaku, karena racun kebenaran merupakan morfin yang sempurna untuk membuatku berspekulasi. Aku muak melihat semua buku sejarah itu. Namun, Indra hanyalah Indra. Aku mengambil buku itu dan membacanya.

Seperti yang kalian sudah tahu. Aku membenci politik, sehingga dengan kesederhanaanku, aku menyatakan bahwa politik adalah sesuatu yang licik. Jika politik dibuat untuk menampung aspirasi masyarakat, maka akan sangat menyedihkan apabila kalian melihat kenyataan dihadapanku. Di balik layar persegi panjang itu, kulihat malah politik yang menghancurkan. Aku menyaksikan sekumpulan orang yang mengaku berpendidikan saling beradu lidah tajam bagai anak yang tak makan bangku sekolah. Kulihat mereka yang saling mengejek, saling menjatuhkan kredibilitas dan harga diri. Aku muak dengan sekumpulan orang itu. Aku muak dengan mereka yang mengatasnamakan rakyat kecil demi mendapatkan simpatik dan bangku ratusan juta. Aku benci melihat mereka mengatakan harga diri ketika mereka sudah lama menginjak harga kemanusiaan. Ibuku sering berkata, "Urusi saja kehidupanmu, dan biarkan orang-orang dungu berkata semau lidah".

Jika politik membuatmu mual kawan, ketahuilah bahwa sejarah adalah racun utamanya. Aku hanyalah Indra, seorang mahasiswa teknik berusia 19 tahun. Aku hanya dapat menyaksikan dunia bergerak, tanpa tahu kapan ia berhenti sejenak.

"Karena aku lelaki terhormat dan makelar kopi." - Droogstoppel