Kulihat kembali tanggal yang tertera di kalender. Sudah 19 tanggal yang dicoret oleh mama. "20 Januari 2016", kata sang kalender dengan ceria. Halaman ke 20 dari buku yang berhalaman 366. Kurenungkan selama beberapa masa, dengan perasaan yang berhamburan di kolong langit. Kudapati sekitarku dalam keadaan haru. Di hari berlangit kelabu, anak-anak langit melemparkan dirinya ke pelukan bumi. Hujan turun dengan deras, dan bagai anak kecil aku dibuai dalam mimpi yang mengantar diriku ke semesta alam. Badan kurasa ringan dan dengan senandung indah, aku mulai memikirkan dirinya. Ya, seorang gadis. Kurasa, bahkan lebih dari gadis biasa.

Cinta kadang tersembunyi di balik awan sampai kita sulit melihatnya. Kau baru akan melihatnya ketika hujan air mata turun dan menyibak tabir yang ada dibaliknya. Adalah baiknya bahwa cinta itu kembali ke pelukan bumi tercinta dan menumbuhkan sejuta bunga. Dan bahagialah sang sekar pergi terbawa angin bagaikan sejuta keajaiban yang bertiup ke singgasana langit. Aku menyukai bunga itu. Meski saat ini kelopaknya terbawa angin entah kemana. Apapun tujuannya, dia akan kembali ke awal mulanya. Ya, awal dari segala suka dan duka seluruh dunia. Awal yang membuat Adam berdosa dan membuat semua anak cucunya memakan buahnya. Awal dari segala perasaan yang membuat nyata langit dan bumi yang kutatap setiap hari. Awal dari segala yang ada. Cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar