Voice of The World

Voice of The World
"Merengkuh langit dan memeluk awan memang mustahil. Namun mimpi adalah hak setiap anak di muka bumi."

Jumat, 22 Januari 2016

A Rain of Feelings

     The drought that Yogyakarta faced recently had been wiped out by rains. It's been raining every afternoon lately. What a blessing! You know, I like rains. But there is a time when I hate the rain that day. My first love was a girl called Cindy. Yeah, she's a smart girl, although ewe are the same in age, she graduated from high school 3 years before me. We knew each other at the water park. I can still remember that she wore a light blue and pink cream bikini. Yeah, we chat briefly afterwards (It was in 2010, so still SMS over online apps) and decided to be a couple. I was really happy at that moment.
It was raining at the moment I  proposed to her.
     It was raining the day we became a couple and I remember that I ran into the rain that poured Jakarta that day. It was cold and nice, and I felt like my heart is fulled of joy and happiness. Yes, this is love. Our relationship is the best one that I can remember. A kiss that I will never forget. A warmth that was the second-nicest (My mom is the best one, anyway!). I cannot let go those kind of memories even until this moment. 
     But things were not going as smooth as it looked like. Well, you know, she cheated on me. I never knew that she actually still got a boyfriend when we are a couple. I was framed as a cheater, and so called playboy. Well, I was dumped anyway. So it does not really matter. I cannot cry, but I know the sky will. At that very day, I walk myself into a park around 4 p.m. and rain started pouring the area. At that very day, for the first time in my life, I hate when the sky rains. My crippled heart tells me that the sky is not raining but crying. Sitting on a bench, I cannot hold my tears anymore and let the rain wash my teary eyes. Cindy is the first girl I yearn for, and she cheated. Well, the sky knows our feelings. That is what I always remember.
     Cindy is working as a stewardess now, and I've lost contact with her anyway. Well, life is full of many reasons and feelings, although, for me, the rain knows my feelings the most. A rain of feelings, that's what I always remember whenever sky starts pouring water into my face.

Jurusan Kuliah "Teknik Percintaan"

     Belakangan ini gw cukup stres. Disamping IP kuliah yang jatuh dari langit ke bumi, gw mengalami masa-masa yang disebut "Masa Remedial". Suatu masa menyebalkan dimana u harus bayar uang lagi ke kampus demi mendapatkan nilai maksimal B. Yah, u tau lah, seperti yg gw tulis di khotbah di samping, gw memang terdiri dari 2 pribadi, yang satu gila, yang satu pemimpi. 
Ritual Mencari Jodoh

Seminar Anti Galau
     Kalo selama ini gw mendapati jurusan Teknik Industri, Teknik Sipil, Teknik Informatika, dan teknik-teknik lainnya, gw mau buat jurusan baru seumpama kepilih jadi rektor; Teknik Percintaan. Yah, syarat masuk jurusan ini adalah jomblo minimal 3 tahun, single, sehat walafiat, dan ada niat cari jodoh. Hahahahahahah, yah, di jurusan ini, para dosen yang terdiri dari orang-orang yang sukses dalam cinta dan rumah tangga, bakal kasih mata kuliah yang cocok bagi para jombloers sekalian. 

Gw pikir nanti ada mata kuliah Dasar Teori Cinta, Mekanika Hati, Perancangan dan Analisis Jodoh, atau mungkin yang lebih konyol lagi, Rumah Tangga Berbasis Kejujuran dan Kebijaksanaan. Sebagai orang gila dan penuh mimpi, gw akan namain universitas ini sebagai Universitas Kantung Pelangi Indonesia. Jurusan utama Teknik Percintaan S1 dan Teknologi Berumah Tangga untuk D4. Ada yang mau daftar?

Anyway, thanks buat Freddy, Jeffry, Ko Willy, Ko Tatang, dan para sahabat sejomblo seair mata untuk inspirasi tulisan konyol malam ini. Semoga setelah Halaman ke 22 dari 366 halaman di tahun 2016, kita mendapatkan jodoh kawanku yang budiman. Salam Ngenes!

Rabu, 20 Januari 2016

Cinta di Kolong Langit

     Kulihat kembali tanggal yang tertera di kalender. Sudah 19 tanggal yang dicoret oleh mama. "20 Januari 2016", kata sang kalender dengan ceria. Halaman ke 20 dari buku yang berhalaman 366. Kurenungkan selama beberapa masa, dengan perasaan yang berhamburan di kolong langit. Kudapati sekitarku dalam keadaan haru. Di hari berlangit kelabu, anak-anak langit melemparkan dirinya ke pelukan bumi. Hujan turun dengan deras, dan bagai anak kecil aku dibuai dalam mimpi yang mengantar diriku ke semesta alam. Badan kurasa ringan dan dengan senandung indah, aku mulai memikirkan dirinya. Ya, seorang gadis. Kurasa, bahkan lebih dari gadis biasa.

     Hariku sepi, dan hanya suara gemerisik air yang membahana. Aku tersadar kembali ketika suara lonceng berdentang dari ponselku yang usang. Nama seorang gadis terpampang di sana, dan seketika jiwaku kembali ke dalam daging dan berkata bahwa aku mendambakan dirinya. Kubuka buku masa kecilku dan kulihat bahwa diriku telah mencapai masanya. Ya kawan, adalah masa dimana engkau akan dikatakan cukup usia untuk menjalin tali kasih yang disebut cinta. Pernahkah kalian sadar bahwa kalian sedang jatuh cinta? Kurasa baru kali ini aku merasakannya. Cinta itu seperti saus tapai. Memang pahit rasanya, namun bila diolah akan menjadi raja segala rasa.
     Cinta kadang tersembunyi di balik awan sampai kita sulit melihatnya. Kau baru akan melihatnya ketika hujan air mata turun dan menyibak tabir yang ada dibaliknya. Adalah baiknya bahwa cinta itu kembali ke pelukan bumi tercinta dan menumbuhkan sejuta bunga. Dan bahagialah sang sekar pergi terbawa angin bagaikan sejuta keajaiban yang bertiup ke singgasana langit. Aku menyukai bunga itu. Meski saat ini kelopaknya terbawa angin entah kemana. Apapun tujuannya, dia akan kembali ke awal mulanya. Ya, awal dari segala suka dan duka seluruh dunia. Awal yang membuat Adam berdosa dan membuat semua anak cucunya memakan buahnya. Awal dari segala perasaan yang membuat nyata langit dan bumi yang kutatap setiap hari. Awal dari segala yang ada. Cinta.

Senin, 18 Januari 2016

TransJakarta dan Celana Pendek

Yang Punya Cerita
     Kejadian ini berlangsung ketika gw masih duduk di bangku SMA kelas 1. Jadi waktu itu gw mau ke Manggarai. Secara gw masih imut-imutnya, gw pergi naik busway dengan alasan gw masih di bawah umur buat bawa motor. Gw inget banget di daerah Monas ada Mas-mas yang ngelirikin gw. Tentu aja gw ngerasa ganjil karena gw satu bis terus sama orang ini sejak dari Harmoni. Tampangnya ramah, meskipun dandanannya macam anak skateboard yang sering gw liat di Kota Tua. Waktu dia senyum-senyum ga jelas itu posisinya dia berdiri di depan gw dan gw duduk di bangku gara-gara bus keadaan penuh. Jarak 1 halte, orang di samping gw turun dan mas-mas ini jadinya duduk di sebelah gw. Yah namanya kendaraan umum, gw fine-fine aja. Lagian yang punya itu bus juga bukan moyang gw. Bener kaga? Si mas-mas ini duduk d samping gw dan bulai cengar-cengir.

"Mau ke mana, dek?", tanyanya ramah.

"Ke Manggarai mas, ada urusan di Kuil," jawab gw santai.

"Kok sendirian aja? Ga takut ilang?", tanyanya lagi.

Gw liatin dia sebentar, "Ga lah, biasa aja sih."

     Gw mulai ngerasa ga nyaman dengan tatapan ini orang, dan tanpa gw sadar, dia mulai ngelus-elus paha gw yang putih mulus ( alahh... ). 

"Main ke tempat Mas yuk Dek?", tanpa dosa dia bilang gitu.

     "Shit man!", pikir gw. Kebetulan kita sampai di halte di saat genting. Gw langsung berdiri dan tanpa pamit langsung lari keluar buat cari bis lain. Sialan bener itu hari. Gw mendapat sebuah pelajaran hidup saat itu, "Jangan pernah memakai celana basket di atas lutut saat kamu naik kendaraam umum karena mangsa mengintai, bahkan sesama jenis kelamin". Semenjak itu gw paling was-was kalo udah mau pergi pake celana pendek. Sumpah, u harus tau gimana perasaan gw pas itu orang ngeraba paha gw macam ngelus kucing. Gila!

Beer, Bikini, Bomb, & Bali - Apa Pikiran Mereka?

Apa sih arti Bali untuk kamu?

  • Klo menurut aku sendiri sih Bali berarti sangat besar buat aku, karena aku lahir di Bali, hidup belasan tahun di Bali. Tapi Bali tetep gak lupa sama budayanya sendiri, tau sendiri kan Bali masih memegang kuat adat istiadatnya.
  • Meskipun bukan orang Bali, namaku merupakan pemberian seorang brahmana di Pura Besakih saat mama berbulan madu. Tentu saja Bali merupakan suatu tempat yang spesial bagiku.
  • Bali merupakan surga bagi penyelam dan peselancar. Saya menyukai Bali akan keramahan orangnya. Meskipun keturunan bule, saya tetap orang Bali.
  • Saya orang Bali asli, dan segala sesuatu tentang diri saya adalah Bali. Saya dibesarkan oleh Bali, dan saya akan menutup usia di Bali.

Apakah Bali akan berubah seiring dengan banyaknya orang asing yang menetap di sana?
  • Aku merasakan perbedaan yang cukup signifikan mengenai pembangunan yg sangat pesat di Bali. Kalo masalah budaya bule yg masuk ke Bali sih selama kita bisa membedakan mana budaya yg baik dan mana budaya yg buruk sih fine aja klo berada diantara 2 budaya itu. Toh juga Bali sudah terbiasa dengan adanya bule. 
  • Balinese will stay Balinese. Yah, meskipun banyak bulenya, aku yakin Bali akan tetap menjadi seperti sedia kala. Tau sendiri kan Bali itu tinggi toleransi budayanya? Bahkan banyak anak keturunan bule yang memakai nama orisinil dari Bali.
  • Saya memutuskan untuk menetap di Bali karena saya senang dengan suasana di sini. Tentu sebagai orang asing harus banyak penyesuaian, tapi Bali menerima saya dengan baik tanpa melupakan keasliannya.
  • Tidak, Bali tetaplah Bali. Di usia saya yang memasuki kepala empat, saya menyadari sendiri bahwa Bali memang berkembang pesat, namun perubahan ini berjalan sesuai dengan yang seharusnya tanpa melawan kehendak alam.

Bali pernah dibom oleh teroris dan radikalis Indonesia, apa reaksimu mengenai hal ini?
  • Waktu kejadian bom tahun 2002 ya lumayan kaget juga soalnya kejadiannya ada lumayan deket dari rumah jadi suara bomnya kedengeran banget, menurut aku sikap orang Indonesia yg melakukan pengeboman itu memang gak manusiawi, kebayang aja ratusan orang gak berdosa di bom sampe meninggal sampe perekonomian Bali sempet lumpuh selama bertahun-tahun. Secara Bali kan penyumbang nilai perekonomian yg besar bagi Indonesia, so pasti bom itu akan berdampak buruk bagi Indonesia.
  • Radikalisme adalah hal yang sangat memalukan di negeri yang sangat plural. Orang Indonesia terlalu termakan oleh agama. Saya akui bahwa agama itu penting, tapi menegakkan agama dengan pembunuhan merupakan tindakan yang melanggar batas norma agama. Saya tidak menyukai kaum Jihadist ekstrim. Sebagai orang minoritas yang tidak tinggal di Bali, saya turut berduka dan kecewa terhadap kelakuan bangsa saya sendiri
  • Saya sangat kecewa, saya pikir Bali adalah kota yang paling aman dan toleran. Namun ada saja orang yang berusaha merusak trademark Bali yang ramah wisatawan asing. Pengeboman merusak citra Bali dan Indonesia di seluruh dunia. Egois sekali mereka yang melakukan kekejian seperti itu.
  • Muka saya tercoreng oleh pengeboman. Perekonomian lumpuh dan pariwisata melemah. Sebuah masa sulit yang dialami orang Bali yang menjual keramahan dan senyum. Saya hanya bisa berharap bahwa Bali akan berkembang maju dengan masa lalu sebagai bahan pelajaran dan renungan untuk kehidupan.

Bali sering diasosiasikan dengan pergaulan bebas, apa pendapat kalian?


  • Aku gak mau bali di cap seperti itu sih, soalnya kan banyak orang asing disana yg di negaranya pakaiannya serba terbuka, gak mungkin juga kan kita nyuruh dia make Hijab hehe. 
  • Plis deh, pergaulan bebas sumbernya Bali? Kaga salah tuh? Ga liat apa di tempat lain juga ramai yang begituan. Anyway, Bikini is a fashion trend, it's not a sybolism of libido. Kontes kecantikan melombakan bikini sebagai desain baju, bukan masalah seksualitas.
  • Yah, kenapa dipermasalahkan? Orang Bali saja tidak protes, lagipula Bali kan panas udaranya dan memakai pakaian mini pun sudah biasa dan tidak menimbulkan pikiran macam-macam bagi orang sekitar. Dude, ini cuma pakaian!
  • Kenapa kita harus mempermasalahkan apa yang dipakai dan dilakukan orang? Setiap insan memiliki hak pilihan bebas. Saya pikir bahwa selama tidak menimbulkan masalah, kita tidak perlu mempermasalahkannya. 

Pantai di Bali sekarang mulai dipenuhi sampah, sebagai orang Bali, apa keinginan kalian?


  • Ya aku cuma mau berpesan jaga keindahan dan kebersihan Bali, jangan seenaknya buang sampah demi kenyamanan kita aja. Biar pengunjung domestik maupun luar negri gak kapok ke Bali karena pantainya yg sudah mulai gak kejaga. 
  • Sampahnya dikurangin lah, gimana gw bisa nikmatin Bali kalo sampah nya menggunung?
  • Saya rasa turis pun harus banyak melakukan instropeksi mengenai sikap dan tindakan mereka di negeri orang yang mereka jamah.
  • Saya kecewa tempat kelahiran saya dirusak, Tapi tentu saja saya sendiri tidak akan tinggal diam. Bali adalah milik semua orang, saya rasa kita patut menjaganya.

Orang luar negeri tahu Bali tapi tidak tahu Indonesia, sebuah paradoks yang aneh. Apa pikiran kalian?


  • Mungkin seharusnya pemerintah lebih menyorot pariwisata selain di bali. Kan banyak tuh wisata lain yg gak kalah bagus dari Bali contohnya aja Raja Ampat, Pulau Komodo dll. Mungkin karena orang luar belum tau wisata yg bagus di Indonesia selain di Bali.
  • Hahaha, emang gitu kok. Gw rasa pemerintah kurang update soal potensi pariwisata lain aja. Tapi kalo bicarain surfing, Bali juaranya di Indonesia.
  • Surfers and divers usually only care about the place they wanna go. I learn about Indonesia when I arrived in tthe immigration office. I am surprised that Bali is not a country.
  • Bali itu punya Indonesia bung! Makanya Bali ada di iklan Visit Indonesia!

Narasumber :

1. Cok Shara (Balinese)
2. Bli Kenthir (Balinese)
3. Josephine Firmstone (Balinese - Irish - Australian)
4. Joanne Lim (Chinese - Balinese)
5. Indra Luo (Chinese - Japanese - Balinese)
6. I Ketut Tantri (Balinese)
7. Ferdinand Kirschten (Australian)
8. I Gede Gunung Prakasa (Balinese - German)
9. Ni Luh Noviani Kusuma Dewi (Balinese)
10. Sengoku Sensei (Japanese)
11. Chen Shifu (Chinese)

Galeri Narasumber :



Thx for the contributor to this blogs..!!! My appreciations for Sengoku Judo Hall Gianyar, SMAN 1 Kuta, Para Brahmana Pura Besakih, & Rip Curl School of Surf...!!!

Sabtu, 16 Januari 2016

Bantul : Kota Pemikat yang Penuh Kesederhanaan

     Jika beberapa orang berlibur dengan jalan-jalan, gw rasa liburan gw kali ini hanya terpusat di Jogja. Yah, untuk gw sendiri, liburan berarti masa gw melatih kembali otot dan badan gw yang mulai kaku biar bisa lemas kembali. Jogja memang panas. Ga latian aja badan gw uda panas dan keluar keringat. Gw kembali dengan kesimpulan bahwa, jika kamu ingin kurus, duduk diamlah di Jogja dan rasakan kelembabannya.
     Yah, hari ini kota Bantul menjadi tujuan petualangan. Panas banget bro! Gila, perjalanan dari Babarsari sampai Alun-Alun Bantul cukup lama dan bikin mata gw gatel. Jadi, berikut yang gw amatin dari Kota Bantul, :
  • Bersih
Ya, gw berani bilang bahwa Bantul cukup mengingatkan gw sama Magelang, bersih dan pohon lebih banyak. Masalahnya, dengan pohon sebanyak itu, takut banget kalo pas ada puting beliung.
  • Lembab
Mungkin karena menuju laut, gw ngerasa udara panas di Bantul itu panas-panas sejuk. Yah, meskipun anginnya rada semlohai, tapi gw cukup suka sama udaranya.
  • Ramah
Gile bro, gw kaga ngerti bahasa Jawa Kromo! Kebetulan gw beli es kelapa muda di sana, dan penjualnya itu bahasanya halus-halus lembut gitu (Laki padahal). Apakah ini ciri khas orang Jawa yang mulai punah ditelan zaman?
  • Sepi
Bantul menurut gw cukup sepi meskipun iklan dan baliho gede terpampang dimana-mana. Gw ga  tau kenapa, di Jln. Bantul motor gw bisa dipacu sampai 80 km/jam. Entah speedometer yg ngaco atau gw yang beringas. Jalanan di sini sepi dan lebar. Cocok bgt buat pecinta kecepatan karena jarak lampu merah juga berjauhan. Buat pemakai motor matic 110 cc, gw rasa 80 km/jam uda lumayan.

     Kota Bantul cukup menarik mata gw dari kesederhanaan dan keramahan penghuninya. Mungkin gw akan cari tanah di tempat ini buat sekedar refreshing?

Jumat, 15 Januari 2016

Being 20

     I'm always thinking about how I have spent my years until now. People say that I am turning as an impulsive and aggressive person which make everyone hates me. Can't say for sure for how I've turned up. I think I spent my time greatly, with or without friends. Well, turning 20 this year, I think that I have started my career as a kungfu coach and salesman in catering business. To think that I want to go for another job is unthinkable. I think that being an English teacher is OK but it's hard to find any student. Well, just want to finish my duty first as an university student. Future waits ahead but I can say that I miss the time when the sky looks serene and stars are shining in the darkest night. I know that I miss my childhood so much, but growing up is something that even I cannot avoid. Well, going on without falter with heart as my guide.


Kamis, 14 Januari 2016

Tukang Kunci, Latihan Wushu, Krim Otot, Teman Baru

     OK, jadi pagi tadi gw telat bangun ceritanya, padahal udah janjian sama Aya (anak wushu) buat latian di Magelang. Rencana awal kita mau berangkat jam 7 pagi dang gw bangun nya 6.45 ... Tapi gw shock banget behitu buka HP dan terpampang jelas di layar tulisan "Dra, kunci motorku ilang!". Sontak gw kaget, kok bisa ilang pikir gw... Yaudah, mau ga mau, gw langsung mandi ala putri raja (30 menitan) terus ke kost nya Aya... Jam menunjukkan jam 8 pagi, dan gw nemenin dia nyari tukang kunci. Setelah dapet secara dadakan dan konyol (karena itu tukang lg tidur dan kita bangunin), si tukang langsung kita bawa ke TKP. Gw ga ngerti gimana, setelah itu lobang kunci disenter, ga nyampe 10 menit uda jadi itu kunci buatan. Super sekali boi!
      Balik ke rencana awal, tepat jam 9 kita berangkat ke Magelang. Setelah mengalami bokong panas dan gatal serta rasa tidak nyaman di bagian resleting, sampai juga di kota Adipura Kencana (dulu Kota Harapan terus jadi Sejuta Bunga lah sekarang berubah lagi). Tepat jam 10.30 latihan Wushu kita mulai di tempat master gw, Liem Shifu di daerah Jln. Daha. Latian di sini berupa Sanda (kontak fisik). Setelah 3 jam latihan, perut mulai bunyi dan Liem Shifu traktir kita makan bakso (yang katanya paling enak se-Magelang) sambil dengerin wejangan soal kungfu Shaolin (alamakjang!).... Seperti kebiasaan anak muda lainnya, sehabis makan, ya kami pamitan pulang!
     Puas latihan dan makan, ga lupa kami ke tempat ibadah yg paling TOP se-Magelang, TITD Liong Hok Bio. Ya, sembahyang selama setengah jam di tempat ibadah orang Tionghoa udah jadi tradisi keluarga gw yang kental akan budaya kuno dan oriental (entah mistik atau gimana). Sesudah sembahyang, kita langsung cabut ke tempat latihan berikutnya. Sehubungan paman gw itu tentara berpangkat Kopral, kita dikasih izin untuk latihan di Yon Armed 3 di Sambung (pinggiran kota). Latihan alam beratap langit beralas rumput memang warbyasah! Berhubung gw juga pelatih Aya di Jogja, gw sempetin untuk ajarin dia Nanquan (Tinju Selatan) dan Tanglangquan (kungfu belalang). Setelah latihan 2 jam penuh bantingan, keringat, dan tanah, kita langsung mandi dan siap-siap balik ke Kota Gudeg, Yogyakarta tercinta...
      Lapar di tengah jalan sudah biasa sehingga kita sempetin mampir ke Warung Spesial Sambal, tempat favorit gw. Makan kenyang untuk 2 orang dengan 3 lauk cuma merogoh kocek 27 ribu... Memanglah istimewa! Setelah satu jam perjalanan penuh udara dingin, sampai pula gw di rumah. Langsung mandi bersih dan mulai terasa nikmatnya otot kejang. Latihan berat di tempat jauh emang seru. Tapi namanya ngolesin krim otot di bagian yang sensitif (Paha, Dada, Leher, Sayap(?)) memang penuh tawa geli konyol. Sekian hari gw kali ini... Thx buat Da Jie Rosliana yg telpon dari Medan dan teman baru gw yg namanya Duong Thuy Vi dari Vietnam (lewat Instagram gw @indraluo).... Have fun gaes...!!!!!!!!!!!

Rabu, 13 Januari 2016

Reminisce

      People say that high school days should be the sweetest moment in life. Well looking back at my album, I think that I have no sweet memories. I never talk to anyone and just kept myself busy while dealing with problems that I can't forget. Surrounded by those thoughts, people started to badmouth me. Telling me all sorts of bad things. Being Chinese while schooling in a Javanese school is a bit uneasy. Well, I think that I can count the number of people that I still remember at that school.
     Lies spread and without knowing I find it hard to be myself. Being "me" is the hardest thing to be done in that place. I think in that isolated town, people are just wearing masks everywhere. Still, I can remember the only moment I took photos about myself three years ago.I did make friends although not much. Still, bad moments in past crafted different purposes for future.
At least a smile in a while
Rosa, if I am not mistaken                            
My first friend, Wahyu.

Pohon "Sala" Canonball di Vihara Mendut

Batang
Bunga

     Pernahkah kalian ke Candi Mendut di daerah Mungkid di Jawa Tengah? Kalo kalian pernah ke sana, mari kita tengok sebuah pohon unik yang ada dalam Kompleks Vihara Mendut. Pohon unik ini kerap kali disalah artikan sebagai Pohon Sala oleh para orang beragama Buddha. Kenyataannya, pohon ini sebenarnya bernama Pohon Cannonball yang dalam bahasa Latin disebut Couroupita Guianensis. Mengapa bisa disalah artikan? 

     Cerita ini bermula ketika biarawan dari Sri Lanka mengira bahwa pohon ini merupakan Pohon Sala (Shorea Robusta). Oleh alasan yang masih belum diketahui, orang-orang masih mempercayai bahwa pohon ini adalah Pohon Sala bahkan hingga sekarang! Tapi, apa sih yang menjadikan pohon ini unik? So, berikut merupakan keunikan pohon Canonball.

Kuncup Bunga
  • Pohon ini cocok dijadikan hiasan taman, selain bunganya yang besar dan unik, aroma bunga tersebut sangat khas dan cenderung digunakan untuk relaksasi dan pemujaan umat Buddha dan Hindu.
  • Buahnya yang unik dapat dimakan namun memiliki bau yang tidak sedap sehingga biasanya dijadikan pupuk atau pakan ternak.
  • Buahnya dapat dihaluskan untuk dijadikan obat pembunuh kutu pada rambut manusia dan hewan berbulu.
  • Bunga Kembar
  • Bagian-bagian lain dapat digunakan sebagai obat tumor, darah tinggi, pereda nyeri, malaria, dan penyakit kulit.
Buah
     Rupanya banyak juga manfaat pohon unik ini. Yuk, mari kita lestarikan pohon unik yang cukup jarang ditemui di Indonesia ini!

The Way of Ultimate Energy

     OK, in this post I would like to tell a bit about my martial arts career. I grew up in Luo Family which is known for its prowess of martial art Tanglanquan in Shandong although we later settled in Medan, Indonesia. From my young age, Grandpa and Dad taught me our family style kungfu and expect me as the heir of the art. As that time, in Suharto's era, Chinese teachings were forbidden, in order to hide our style, Dad sent me to a Hapkido school. I stopped my Hapkido training in 2012 after I gained the 1st Dan because we have to move to Magelang, Central Java.
     As I arrived in Magelang about 4 years ago, I start my training in Nanquan with Shifu Polaris. He taught me the basics of contemporary Wushu with the simple Wubuquan (5 Stances Fist), well it took me the whole month to master the basics of that fist. Slow but sure, we moved to Nanquan, here Shifu told me about the Hung Ga and Wuzuquan. It is a lot harder to master since there are tons of difficult movements that we have to perform. After finishing the sets, Shifu taught me the basis of Southern Broadsword and Southern Cudgel. Excelling in these style, Shifu give me the a black belt (1st Duan)  in Nanquan after 2 years full of practice (which is cut short because my martial arts basic is more than enough). 
     Here in Magelang, Shifu Polaris introcuced me to the master of Shaolinquan, Shifu Aria. He introduced me about the traditional fist of Shaolinquan. Shifu Polaris and Shifu Aria taught me a lot about the fist until they were busy with marriage and works. Since I felt that my wushu skills are not good enough, Shifu sent me to study with their teacher, Master Liem. Master Liem is the master of Shaolinquan and held a 9th degree black belt in Shorinji Kempo. The Master was satisfied with my basics and ancestry and he acknowledge me as his foster-son, thereby, the heir of his teachings since none of his sons have the will to study the art. Master Liem is a Shaolinquan master who keeps his art in secrecy. I am still trained by him now. Master Liem also introduced me to his friend, Master Tan who is the master of Zheng style Taijiquan and held a 1st Dan in Kodokan Judo. 
      Master Tan also felt satisfied with my backgrounds and made me one of the three candidate who will be acknowledge as the rightful heir of the art. These training actually have to be stopped in 2014 since I have to pursue my study in Yogyakarta. I was accepted in Universitas Atma Jaya Yogyakarta and thereby have to leave Magelang for sure. One of my Vice-Dean, Sensei Edu holds 4th Dan in Aikikai, and he decided to teach me the Aikido. I don't really pursue a degree in martial arts since it's does not mean much.  Sensei feels the same so he taught me without the need of formal agreements with any organization. 
     I would like to thank these masters since they shaped me into a martial artist. Although I am focusing myself in Tanglanquan, their teachings helped me a lot in order to polish my family style.

Jumat, 01 Januari 2016

Christmas Party...!!!

Halo..!!!!
    Kalo diingat kembali, tahun 2015 adalah natal pertama buat gw... Yg menurut gw spesial di natal kali ini adalah pertunjukan wushu. Jarang banget ada gereja yang mengizinkan peragaan wushu. Maklumlah, acara malam damai malah ada atraksi gedebak gedebuk.
    Sebenarnya, bela diri buat gw cuma Taijiquan, tapi karena sebuah imajinasi dan keingin tahuan gw nambahin berbagai macam unsur bela diri yang gw pelajarin dan walhasil DAIKIDO lahir di sini...!!! Daikido adalahseni bela diri dimana gw masukin gerakan Nanquan Cina dan Aikido Jepang ke dalam Taijiquan... So, ini berikut daftar fotonya gaes...!!
Uchi-deshi Fajar Putra Nata

Show Time..!!!


Ow Yeah...!!!