Sebuah catatan
hanyalah kumpulan sebuah memori. Langit dan bumi sebagai saksi lika-liku
kehidupan. Ada seorang muda yang selalu berpikir apakah dunia sebuah kesalahan?
Ada cerita dimana seorang pemuda dibesarkan dalam dunia penuh muslihat. Tidak
tahu apa yang harus dia lakukan, dibesarkan oleh makian dan kekejaman
kenyataan. Kadang ia ditanya orang, apa yang bisa lakukan? Ia hanya menunduk
diam. Semua hal adalah muslihat. Ketika ia belajar dengan tekun, tak mendapat
pujian. Saat ia mendapat medali, diberitahu kepadanya bahwa ia hanya membuang
waktu. Ketika dia ingin melakukan hal yang ia inginkan, diteriaki bahwa yang
dia lakukan tak ada gunanya.
Semua orang dalam
hidupnya bertanya apa yang harus dia lakukan. Dia hanya terdiam. Mendengar alam
membisikkan ketenangan. Tak ingin mempedulikan apapun. Mungkin satu hal yang
dapat ia lakukan. Menjadi dirinya sendiri. Kuberitahu padamu kawan, ketika kamu
melihat pemuda ini, kau akan tau bagaimana rasanya menjadi manusia tak
bertopeng. Penuh dengan kejujuran dan apa adanya. Menjadi dirinya sendiri.
Tidak meninggikan dirinya, tidak pula merendahkannya. Ia tahu bahwa ia diikat
oleh kekejaman di sekelilingnya. Bagaimana ia berusaha dan kadang tidak
mendapat buahnya. Sebuah ironi yang menjadi bahan tertawaan dunia. Lihatlah dirinya.
Tatap mata tajam itu. Puaskan dirimu dengan tatapan senyap kalbu.
Jiwa yang menjerit
sudah menjadi sahabat lamanya. Dimanapun tempatnya, harga diri tanpa uang tidak
ada artinya. Lihat betapa ia tersenyum, dengan jutaan beban di benaknya.
Seorang pemuda berusia muda dan bertubuh kecil ini senang tertawa. Ya, bahkan
kepada dirinya. Ketidakberuntungan sangat senang menempel pada dirinya.
Kenyanglah dirinya akan buah kebaika
n, kejahatan. Buah yang menjadi racun dalam
kehidupan jiwanya. Siapa yang mau disalahkan, siapa yang patut disalahkan? Hai
kawan, beritahu aku siapa sang penjahat dalam cerita ini? Deep Blue |
Ketika mendapat
nilai bagus, tidak ada pujian. Ketika nilai jelek, dapat makian. Sebenarnya apa
gunanya? Ketika dirumah tidak bekerja, ia dibilang tidak berguna. Ketika ia
sibukkan dirinya dengan kegiatan, diberitahukan padanya bahwa hal demikian
tidaklah berguna. Siapa sang penjahat? Tentu saja hidupnya. Terkadang dalam
hati ia menertawakan dirinya, dimarahi dia ketika bangun siang karena belajar
hingga larut malam. Terkadang tawanya semakin menjadi, ketika dimaki kalau
dibilang malas di pagi hari, padahal dia bekerja semalam suntuk. Dimaki dirinya
ketika dia tidak pernah olahraga pagi, padahal ia sudah berolahraga pada malam
harinya. Dinyatakan kepada dirinya bahwa dia hanya seonggok daging tanpa
kemampuan. Siapa yang mau disalahkan? Hidupnya atau kebodohan orang yang selalu
memaki ketidakmampuan dirinya?
Bukan pemabuk,
bukan perokok, bukan penjudi, hanya pelajar. Kisah seorang terpelajar yang
harga dirinya tidak berarti karena kekosongan emas perak. Sebuah kisah yang
selalu menjadi rahasia dunia yang berputar. Kulihat anak itu sekali lagi.
Kulihat ia menari. Kulihat indah hidupnya yang penuh berlian yang terbuat dari
keringat dan air mata. Segala sesuatu tidaklah sia-sia. Pemuda itu tersenyum,
mengangkat tangannya menengadah langit gelap bertabur bintang dibawah sinar
bulan. Ia berlari, tak tau kapan harus berhenti. Namun satu hal yang kusadari,
bahwa perjalanan anak tersebut akan berhenti. Ya, suatu saat nanti. Saat dia
terlelap dalam mimpi hingga tak mampu bangun kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar