Voice of The World

Voice of The World
"Merengkuh langit dan memeluk awan memang mustahil. Namun mimpi adalah hak setiap anak di muka bumi."

Jumat, 16 September 2016

Sepucuk Mimpi dan Altar Suci

Kau tahu kawan, hujan mulai turun di kota ini. Aku dapat merasakan angin berhembus sejuk merasuk dalam kalbu. Aku terhenyak, diantara daun berguguran dan kelopak bunga berterbangan diantara angin yang menari dalam kelembutan. Aku bermimpi. Kupikir sebuah mimpi yang sesungguhnya amat memalukan hingga aku tidak berani berkata kepada sahabatku, Indra. Kau tahu kawan? Seorang wanita telah benar-benar membuatku gila. Dan diantara deru angin diantara hutan yang teramat rapat ini, aku membuat sebuah surat yang sengaja kutulis untuknya.

Hai engkau mimpiku, apakah engkau ada disana?
Bagaimana kabarmu kasihku?
Apakah kelopak bunga berwarna kuning melintasi jejakmu?
Siapakah gerangan jiwa yang merindukan dirimu ini?
Kemanakah hati ini berlari saat engkau jauh dariku kasih?

Surat ini hanyalah nyanyian mimpi
Tapi tahukah engkau, bahwa aku merindukan kehadiranmu?
Diantara awan yang berarak diatas pandanganku
Dibalik deru angin yang berhembus menerpaku
Dengarkah engkau akan suaraku yang memanggilmu?

Hai perawan muda berparas pelangi,
Bagaimana kabar kekasih jiwaku ini?
Baikkah engkau dalam pencarianmu akan mimpi?
Ikutlah engkau melangkah bersama detak hati
Kembalilah kemari, untuk menapaki jalan hati ini

Surat ini memang sepucuk mimpi,
Tapi tahukah engkau bahwa ini datang dari hati?
Surat ini tidak sebatas mimpi.
Sadarkah engkau bahwa ini akan terjadi?
Cinta memang indah, karena kepadamu ia berwarna pelangi


Hidup ini memang dipenuhi kegilaan kawan. Tahukah engkau bahwa cinta membuat siapapun lupa akan segalanya. Kusadari bahwa Indra, sahabatku yang satu ini sadar akan semua hal yang terjadi. Aku sedang jatuh cinta. Tahukah kawan, bahwa hati ini sakit bila memikirkan apa yang akan terjadi dalam 30 hari? Aku akan pergi dan pasti kembali. Tapi akankah sang pujaan hati akan menunggu pujangga ini? Aku tidak tahu kawan, Indra sobat karibku ini hanya terdiam. Dibalik air hujan yang kini membasahi tubuh ini. Seakan-akan jiwaku ikut tertarik ke dalam suara dunia ini. Wahai Engkau Penguasa Agung, aku tahu diri-Mu paham betul kasihku akan dirinya. Pertemukan aku pada pujaanku. Apabila aku dapat restu-Mu, bawalah aku dengannya ke bait suci-Mu yang agung. Bawalah jiwaku dan jiwanya kedalam pelataran altar-Mu sehingga bolehlah dipersatukannya diriku dengannya bahkan sampai kekekalan.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar