Voice of The World

Voice of The World
"Merengkuh langit dan memeluk awan memang mustahil. Namun mimpi adalah hak setiap anak di muka bumi."

Minggu, 15 Mei 2016

Seribu Warna Pelangi

Hal yang paling kusukai dalam hidup ini adalah bermimpi. Ya, ada masa dimana kau akan berlari mengejar asa yang kau sebut mimpi. Orang akan berkata bahwa hidup adalah kenyataan. Namun bagiku, hidup ini adalah mimpi. Ya, sebuah mimpi dimana engkau terjebak di dalamnya dan tak akan pernah kembali. 

Jikalau dirimu bertanya, apa yang terjadi? Aku akan menyebut itu mimpi. Hidup memang singkat dan tidak banyak berulang. Dua buah kelereng berwarna cokelat menggeliat diantara pelupuk mata dan melihat diantara relung kehidupan jikalau aku masih bernapas. Aku sedang patah hati, kawanku yang baik. Jika kubalik kembali naskah cerita yang sudah terjadi, aku selalu berjalan meningggalkan mereka yang kukasihi. Semua orang berjalan, dan aku adalah satu dari sebagian kecil dari kehidupan. Hidup memang sulit diterjemahkan layaknya sekumpulan cerita yang ditulis oleh William. 

Jikalau aku memandang ke sudut jendela, kupikir hanya ada seorang gadis yang ada disana. Namun kau tahu, kawan? Saat aku hendak menemuinya, ia telah berlalu dan menghilang diantara kesyahduan angin. Ya, mereka berjalan, semua orang memang berjalan. Hanya ada 3 pilihan, untuk ditinggalkan, meninggalkan, atau mengejar tanpa arah. Hidup memang memiliki keajaiban, mungkin itu yang akan engkau katakan untuk menghibur hati yang gundah. Ya, mungkin disaat dirimu yang bergejolak melihat paras muda yang memang engkau dambakan terlihat begitu dekat.

Matahari memang bersinar di atas relung langit, namun tahukah engkau jika ia dapat bersinar di dalam hati? Aku menemukan matahari dalam hidupku, namun sayang, ia bersinar begitu terang dimana kantung pelangi yang ada bersamaku tak kuasa menangkapnya. Di saat orang lain begitu giat mendapatkan kasih seorang gadis, yang dapat aku lakukan hanyalah memandang matahari itu dari kejauhan. Begitu cerah dan benderang sehingga aku dapat berbisik tanpa kesadaran.

"Tunggu aku, disaat aku kembali dengan kantung yang lebih layak."

Hidup memang penuh dengan kekonyolan kawan, dan aku bertaruh bahwa engkau harus menikmatinya. Jikalau ketujuh warna dari pelangi tidak dapat memuaskan birahimu akan keagungan Tuhan, maka kau harus membuat seribu warna dari tujuh yang ada. Kupikir apabila aku dapat bersenda gurau dengan Tuhan, maka Ia akan menegurku dengan keras bahwa aku seharusnya tidak bermain dengan ketujuh warna yang Ia buat sebagai perjanjian kekal di atas alam semesta. Namun Ia akan mengusap kepalaku dan dengan tawa yang lebar menasihatiku untuk bertangggung jawab atas seribu warna pelangi yang aku buat sedemikian rupa sebagai hadiahku kepada-Nya.

Seribu warna pelangi mungkin tidak cukup untuk mewarnai kehidupan ini. Namun, ia sudah cukup untuk membuatku bahagia menggunakannya sebagai alasan mewarnai mimpi. Hujan mungkin sedang turun di dalam hati kecil ini. Namun kawanku yang baik, apakah menurutmu jikalau matahari yang kuinginkan ini akan bersinar kembali dan memancarkan seribu warna pelangi? Hati seorang muda memanglah banyak berawan. Tidakkah ia ingat bahwa dibalik awan pasti ada matahari yang menunggu untuk bersinar? Jikalau demikian adanya, apa guna gundah sang awan? Ia hanya perlu mengurai air mata dan menghilang dibalik seribu warna sinar yang memancar. 

Buku cerita mengatakan bahwa pelangi terdiri dari 3 warna. Buku sekolah menyatakan bahwa pelangi memiliki 7 warna. Tapi hanya di kantung yang kumiliki, engkau akan tahu, bahwa pelangi memiliki seribu warna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar