Voice of The World

Voice of The World
"Merengkuh langit dan memeluk awan memang mustahil. Namun mimpi adalah hak setiap anak di muka bumi."

Selasa, 09 Februari 2016

Ember Mimpi

     Indra kecil adalah pribadi yang penuh mimpi. Dibesarkan oleh wangi angin dan debu tanah, ya, masa kecil yang penuh imajinasi dan kegilaan berwarna pelangi. Sempatkah diriku mengingat tangan kecil berwarna putih menyibak rerumputan ilalang di pinggir rawa. Beralaskan sandal kecil berwarna biru, bermain bagaikan pahlawan yang dilihatnya setiap Minggu pagi. Masa kecil Indra penuh dengan mimpi, dan hal yang paling disukainya adalah memasukkan semua itu ke dalam ember.

Orang Gila
     Aku dibesarkan oleh orang tua yang penuh kasih dan penuh kesederhanaan dalam menjalani kehidupan. Indra kecil adalah pribadi yang pemberontak (bahkan sekarang) dan penuh keinginan gila yang dimiliki anak seusianya. Diantara bekas keributan pasca tahun 1998, aku berlari diantara kegilaan dunia. Yah, bisa dibilang sedari muda, aku terlalu memperhatikan dunia. Ketika dunia masih diselimuti rasa takut dan anarki, seorang anak kecil berkulit putih dapat bermain dengan mereka yang berkulit cokelat. Melompati selokan, berlari ke dalam rawa di dalam taman, dan bersenda gurau diantara danau yang disembunyikan ilalang. Bermain di dalam sebuah truk tua yang memiliki jaring yang menutupinya. Memakan buah ceri merah yang tumbuh di atas selokan di taman bertanah merah itu. Ahhh, masa kecil yang sangat indah kawan, itu adalah masa dimana kau masih dapat menemukan rawa-rawa di tengah perumahan. Sebuah masa dimana kita dapat bermain petak umpet dan kelerang diantara kerimbunan pohon dan ilalang.
     Diri mudaku adalah pribadi yang impulsif. sering kudapati diriku yang merasa egois dan selalu ingin menjadi yang terbaik. Diluar ajaran kedua orang tuaku, tanpa kusadari aku tumbuh menjadi pribadi yang munafik dan selalu menutup kedua mata telinga. Masa mudaku yang berlumur dengan kegilaan sering membuat diriku tidak disukai. Yah, karena bahkan aku tidak peduli. Aku terlanjur dibuai omongan manis manusia. Yang tanpa kusadari membuatku lupa diri. Mudaku dulu bangga akan pujian, namun sekarang kusadari semua itu omong kosong.
     Kebanyakan spesies yang kita sebut manusia hidup dengan mencintai dusta dan omong kosong. Mereka menilai orang lain, bahkan tanpa berkaca melihat muka mereka. Aku membaca sebuah buku. Manusia adalah makhluk yang sempurna, memiliki akal dan pribadi. Di mataku, apakah bedanya diri ini dengan seekor primata? Semua berpikir bahwa mereka sudah menjadi manusia. Kenyataan berkata bahwa kita terlalu bangga karena kita manusia. Sebuah makhluk yang diciptakan Tuhan untuk merawat ciptaan lainnya tumbuh untuk menghancurkan rasnya sendiri. Indra muda adalah pribadi yang dingin, pintar menipu, dan menyukai kebohongan. Ya, bagaimana tidak? Dia hidup ditengah kebohongan itu sendiri, dan dia beradaptasi untuk menyukainya. Akankah kau mengatakan bahwa aku tidak berguna? Cobalah berkaca.
     Tidak ada seorangpun yang dapat melawan waktu. Semua akhirnya akan berujung pada kebinasaan. Aku tidak dapat menutup mata dan telinga. Mengacuhkan kehidupan sendiri dan orang lain adalah keegoisan manusia. Aku bermimpi. Aku senang bermimpi. Mimpi dimana seluruh umat manusia hidup dalam mimpi. Ya, mungkin hanya mimpi. Lalu apakah itu mimpi? Aku tertegun menatap langit mendung. Kuhela napas panjang, dan akhirnya mimpi ini kubuang dalam ember kesayanganku. Ember Mimpi. Pertanyaan berikutnya, akankah hidup menjadi mimpi? Hai kawan, kupikir kita hidup dalam mimpi itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar