Belakangan ini
hatiku terasa berat. Yah, bukan hanya karena aku sedang UAS, namun beberapa
hadir dalam pergaulanku. Aku memang dikelilingi oleh para orang aneh. Ga cuma
satu-dua orang, yah, hampir benar-benar freak mereka semua. Aku memang dikenal
sebagai penipu ulung. Bukan hanya dari keahlianku memalsukan raut wajah, namun
juga karena aku pinter menipu hati orang. Apa pernah kau ditipu secara
psikologis kawan baikku?
Menjadi seorang
indigo adalah hal yang tidak mudah bagiku. Selain engkau dibuat pusing dengan
apa yang kau lihat, kemampuan ini terkadang malah menggoncang imanmu. Yah,
terkadang aku sadar bahwa dapat dikatakan bahwa aku ini separuh iblis. Di satu
sisi, aku mematuhi hukum gereja, namun dilain hal, aku dapat menentangnya.
Kurasa hakikat manusia memanglah menjadi parasit. Menjadikan orang lain
menyetujui kebijaksanaan sepihak mungkin adalah bakat alami manusia. Aku merasa
sih kalau dunia bergerak sebagai bentuk dari evolusi pikiran. Ah, aku memang
iblis rupanya. “Manusia duniawi adalah musuh Allah”, demikian Kitab Mormon
menyadarkanku tentang siapa diriku. Bahkan seorang malaikat dapat berlumur dosa
dan tersandung ke pintu neraka. Bukankah itu menyenangkan? Mengetahui bahwa
makhluk yang engkau takuti bisa merasa sakit juga kawanku? Sang Maha Pencipta
memanglah luar biasa. Tiada yang sebanding dengannya, dan semua agama mengakui
itu. Aku percaya bahwa Tuhan itu nyata dan mengasihi semua ciptaannya. Namun
aku kembali bertanya, apakah ciptaan-Nya akan mengasihi sesamanya?
Harusnya kita tahu,
bahwa kita memiliki anugerah yang luar biasa hanya dengan menjadi manusia. Kita
adalah predator terkuat, tak memiliki musuh selain sesama jenis sendiri. Aku
bertanya apa mungkin suatu saat nanti akan ada makhluk lain yang suatu saat
menjadi pemusnah jenis kita? Aku berkaca, dan aku melihat seorang makhluk
berakal budi, memakai pakaian terbaiknya. Pada akhirnya aku sadar, bahwa aku
manusia. Aku sadar, bahwa takdir seorang manusia adalah mati. Ya, mati demi
sesama jenisnya. Seorang bayi dilahirkan ke dunia fana, apakah dia tahu bahwa
saat itu juga, dia adalah seorang penakluk dunia?
Pengetahuan di bumi
tidak cukup untuk memori selama satu masa kehidupan. Aku bertanya, apakah ada
orang gila di sana yang ingin tahu segalanya? Oh maaf, aku lupa bahwa akulah
orang gila itu. Manusia memang serakah dalam segala hal, ia ingin kebahagiaan
tertinggi di Surga dan mati-matian menjauhi neraka. Apakah iman itu sebuah ego?
Apakah itu baik, apakah itu buruk? Ya Tuhanku, siapa aku sampai aku bisa
berpikir seperti itu? Apa daya daku yang hina berlumur lumpur dosa ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar