Voice of The World

Voice of The World
"Merengkuh langit dan memeluk awan memang mustahil. Namun mimpi adalah hak setiap anak di muka bumi."

Kamis, 10 Desember 2015

Separuh Iblis

Belakangan ini hatiku terasa berat. Yah, bukan hanya karena aku sedang UAS, namun beberapa hadir dalam pergaulanku. Aku memang dikelilingi oleh para orang aneh. Ga cuma satu-dua orang, yah, hampir benar-benar freak mereka semua. Aku memang dikenal sebagai penipu ulung. Bukan hanya dari keahlianku memalsukan raut wajah, namun juga karena aku pinter menipu hati orang. Apa pernah kau ditipu secara psikologis kawan baikku?
Menjadi seorang indigo adalah hal yang tidak mudah bagiku. Selain engkau dibuat pusing dengan apa yang kau lihat, kemampuan ini terkadang malah menggoncang imanmu. Yah, terkadang aku sadar bahwa dapat dikatakan bahwa aku ini separuh iblis. Di satu sisi, aku mematuhi hukum gereja, namun dilain hal, aku dapat menentangnya. Kurasa hakikat manusia memanglah menjadi parasit. Menjadikan orang lain menyetujui kebijaksanaan sepihak mungkin adalah bakat alami manusia. Aku merasa sih kalau dunia bergerak sebagai bentuk dari evolusi pikiran. Ah, aku memang iblis rupanya. “Manusia duniawi adalah musuh Allah”, demikian Kitab Mormon menyadarkanku tentang siapa diriku. Bahkan seorang malaikat dapat berlumur dosa dan tersandung ke pintu neraka. Bukankah itu menyenangkan? Mengetahui bahwa makhluk yang engkau takuti bisa merasa sakit juga kawanku? Sang Maha Pencipta memanglah luar biasa. Tiada yang sebanding dengannya, dan semua agama mengakui itu. Aku percaya bahwa Tuhan itu nyata dan mengasihi semua ciptaannya. Namun aku kembali bertanya, apakah ciptaan-Nya akan mengasihi sesamanya?
Harusnya kita tahu, bahwa kita memiliki anugerah yang luar biasa hanya dengan menjadi manusia. Kita adalah predator terkuat, tak memiliki musuh selain sesama jenis sendiri. Aku bertanya apa mungkin suatu saat nanti akan ada makhluk lain yang suatu saat menjadi pemusnah jenis kita? Aku berkaca, dan aku melihat seorang makhluk berakal budi, memakai pakaian terbaiknya. Pada akhirnya aku sadar, bahwa aku manusia. Aku sadar, bahwa takdir seorang manusia adalah mati. Ya, mati demi sesama jenisnya. Seorang bayi dilahirkan ke dunia fana, apakah dia tahu bahwa saat itu juga, dia adalah seorang penakluk dunia?

Pengetahuan di bumi tidak cukup untuk memori selama satu masa kehidupan. Aku bertanya, apakah ada orang gila di sana yang ingin tahu segalanya? Oh maaf, aku lupa bahwa akulah orang gila itu. Manusia memang serakah dalam segala hal, ia ingin kebahagiaan tertinggi di Surga dan mati-matian menjauhi neraka. Apakah iman itu sebuah ego? Apakah itu baik, apakah itu buruk? Ya Tuhanku, siapa aku sampai aku bisa berpikir seperti itu? Apa daya daku yang hina berlumur lumpur dosa ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar