Voice of The World

Voice of The World
"Merengkuh langit dan memeluk awan memang mustahil. Namun mimpi adalah hak setiap anak di muka bumi."

Rabu, 18 November 2015

Kuntao + Kenpo

SWI "Shi Jie" OSZA
Sasana terbuka untuk umum gereja OSZA Yogyakarta
Semua orang bertanya-tanya tentang mimpiku. Aku hanya bisa bilang kalau aku sendiri bingung. Sebagai seorang pecinta beladiri, tentunya banyak orang berpikir aku ingin menjadi seorang pelatih, tapi aku berkata lain. Aku inngin membuka toko rotiku sendiri. Sebenarnya idenya simpel, aku ingin menjadi Kung Fu Baker, seperti tokoh Mui dalam film Kung Fu Hustle. Aku berimajinasi gila jika memang sebuah mantou dapat dibuat pakai gerakan Tai Ji Quan. Yah, mungkin demikian adanya.
Sabuk Hitam : Simbol Lama Latihan
Sebagai seorang remaja keturunan Cina dan Jepang, kupikir sudah ada dalam darahku jika aku memang mencintai seni bela diri. Aku berlatih wushu dan aikido. Bukan karena aku ingin sombong, namun karena satu hal sederhana, kecintaan. Sebagai seorang martial artist, tentu bukan hal yang lazim bila diriku asik berkelana ke berbagai jenis beladiri. Mereka berkata bahwa aku tidak serius. Bukan kawan, tidaklah demikian. Aku berlatih tidak untuk menjadi pendekar. Selama ini, seorang Indra hanya berlatih karena satu hal, kecintaanku kepada budaya klasik oriental.
Jika dilihat dari segi hobi, yang paling kucintai dari sebuah bela diri adalah keunikan tradisi yang ada dalam setiap jenis bela diri. Hal yang paling digandrungi semua bela diri Asia adalah pakaian latihan Judo dan sistem sabuk Jigoro Kano. Tentu saja aku sebagai penggemar pasti memilikinya. Keren juga jika melihat dirimu berbalut baju dan sabuk putih. Seperti mau ke Bait Suci saja.

Berlatih "Dui Lian"
Sekarang ini, aku berkesempatan melatih Wushu di gereja. Yah, secara umum, aku hanya mengajarkan Tai Ji Quan yang diajarkan Master Tan Kian Jun, pelatihku di kota Magelang. Namun karena basisku yang adalah Tang Lang Quan, aku melatih Sanda untuk para remaja. Dalam hal bela diri, bagiku tiada bela diri yang terhebat. Bagiku, sebuah bela diri merupakan tindakan yang dimuulai dari ketekunan melatih tubuh. Ajaran boleh sama, tapi tubuh kita akan merespon lebih dari itu. Setiap master punya keunikan sendiri dalam setiap gerakan yang diajarkan. Untuk itulah aku ingin menemukan sebuah gaya khusus yang hanya cocok untukku. Aku percaya bahwa setiap orang punya cara tersendiri dalam bela diri. Kapan aku menemukannya? Waktu daan ketekunan akan menjawab.