SWI "Shi Jie" OSZA Sasana terbuka untuk umum gereja OSZA Yogyakarta |
Semua orang
bertanya-tanya tentang mimpiku. Aku hanya bisa bilang kalau aku sendiri
bingung. Sebagai seorang pecinta beladiri, tentunya banyak orang berpikir aku
ingin menjadi seorang pelatih, tapi aku berkata lain. Aku inngin membuka toko
rotiku sendiri. Sebenarnya idenya simpel, aku ingin menjadi Kung Fu Baker,
seperti tokoh Mui dalam film Kung Fu Hustle. Aku berimajinasi gila jika memang
sebuah mantou dapat dibuat pakai gerakan Tai Ji Quan. Yah, mungkin demikian
adanya.
Sabuk Hitam : Simbol Lama Latihan |
Sebagai seorang
remaja keturunan Cina dan Jepang, kupikir sudah ada dalam darahku jika aku
memang mencintai seni bela diri. Aku berlatih wushu dan aikido. Bukan karena
aku ingin sombong, namun karena satu hal sederhana, kecintaan. Sebagai seorang
martial artist, tentu bukan hal yang lazim bila diriku asik berkelana ke
berbagai jenis beladiri. Mereka berkata bahwa aku tidak serius. Bukan kawan,
tidaklah demikian. Aku berlatih tidak untuk menjadi pendekar. Selama ini,
seorang Indra hanya berlatih karena satu hal, kecintaanku kepada budaya klasik
oriental.
Jika dilihat dari
segi hobi, yang paling kucintai dari sebuah bela diri adalah keunikan tradisi
yang ada dalam setiap jenis bela diri. Hal yang paling digandrungi semua bela
diri Asia adalah pakaian latihan Judo dan sistem sabuk Jigoro Kano. Tentu saja
aku sebagai penggemar pasti memilikinya. Keren juga jika melihat dirimu
berbalut baju dan sabuk putih. Seperti mau ke Bait Suci saja.
Berlatih "Dui Lian" |
Sekarang ini, aku
berkesempatan melatih Wushu di gereja. Yah, secara umum, aku hanya mengajarkan
Tai Ji Quan yang diajarkan Master Tan Kian Jun, pelatihku di kota Magelang.
Namun karena basisku yang adalah Tang Lang Quan, aku melatih Sanda untuk para
remaja. Dalam hal bela diri, bagiku tiada bela diri yang terhebat. Bagiku,
sebuah bela diri merupakan tindakan yang dimuulai dari ketekunan melatih tubuh.
Ajaran boleh sama, tapi tubuh kita akan merespon lebih dari itu. Setiap master
punya keunikan sendiri dalam setiap gerakan yang diajarkan. Untuk itulah aku
ingin menemukan sebuah gaya khusus yang hanya cocok untukku. Aku percaya bahwa
setiap orang punya cara tersendiri dalam bela diri. Kapan aku menemukannya?
Waktu daan ketekunan akan menjawab.